Belajarlah dari Segelas Cangkir

Belajar dari Segelas Cangkir


CANGKIR

“Dunia Ini begitu gelap… aku tak mengerti hidup ini begitu gelap dan sepi” 
“Aku juga tidak bisa merubah kehidupan ini karena aku sangat lemah dan lembek….”
“Hmm… setidaknya aku dapat merubah diriku yang lembek ini….”
“benar juga aku bisa jadi apapun karena aku hanya segumpal tanah yg lembek!”
“Oke sudah aku putuskan untuk menjadi cangkir, hmm mungkin itu terdengar mudah. Ya aku sih pengennya yang mudah saja dan biasa biasa saja aku tidak ingin yang terlalu keras …”
“Apapun yang terjadi aku harus tetap berjuang….”

Lalu tanah liat tersebut memulai perjuangannya di sebuah meja pengrajin terkenal di kota.
“Oh ini rasanya di meja seorang pengrajin terkenal… walaupun aku tidak tahu masa depan, tapi menurut ku ini sangat menarik”
Dengan ketidaktahuan akan masa depan, tanah liat tersebut tetap terus berjuang. Padahal di depan sana akan penuh dengan rintangan. Setelah itu tanah liat tersebut harus melalui proses pertama yaitu penimbunan yang fungsi untuk membersihkan tanah liat tersebut dari partikel dan kotoran yang menempel
“proses pertama untuk menjadi cangkir saja aku harus di bersihkan dari kotoran dan partikel, itu membuat aku nyaman dan senang” 

Setelah di bersihakan proses selanjutnya adalah penggilingan
“Aku sangat kaget dengan apa yang terjadi, tapi aku harus tetap berjuang, biarkanlah tubuhku tergiling namun semangat ku tidak boleh tergiling!”
“tidak seperti yang kuinginkan, tapi dari pada memikirkan itu aku harus terus maju walaupu ini sulit untuk di jalankan”
Proses itu rupanya tidak meredupkan semangatnya selanjutnya adalah proses pembentukan dan membuat pola hias, si pengrajin membentuknya di meja berputar khusus. Dalam prosesnya tanah liat harus di putar2 senhingga dapat membentuk sebuah cangkir, dan di buat pola hiasan
“wah ternyata ini hal yang harus aku terima ya! Untuk menjadi cangkir aku harus melawati proses yang paling berat dalam hidupku… namun jika ini untuk kesuksesan aku harus tetap berjuang!”

Setelah beberapa waktu berlalu akhirnya sang pengrajin berhasil membuat suatu karya yaitu sebuah cangkir polos dengan corak bunga di pinggirnya, namun belum sempurna. Selanjutnya proses pembakaran dan pengecetan.
“Hosh... aku hampir saja menyerah, ini sangat menyakitkan dan hampir membuatku gila. Gila karena kehidupan ini yang begitu keras, tapi aku tidak boleh berhenti disini saja! Bentuk ku sudah berubah dan tidak bisa kembali lagi”
“Aku harus berjuang sekali lagi, tidak ada pilihan selain berjuang”

Akhirnya setelah pembakaran selama 12 jam dan juga pengecetan yang dilakukan oleh pengrajin, sekarang cangkir tersebut sepenuhnya menjadi sebuah karya seni dan terapan yang memiliki nilai yang sangat tinggi, walaupun hanya sebuah cangkir namun ingat gan! Dibuat dari bahan dasar yang biasa biasa saja, jangan liat dari bahan dasarnya. Namun lihatlah dari prosesnya

SUMBER : (kaskus.co.id)
Previous
Next Post »